Semarang – Masyarakat Semarang sangat antusias menggunakan layanan Paspor Merdeka pada hari kedua, Minggu (06/08). Setidaknya ada sekitar 234 orang yang datang ke Gedung Weeskamer yang terletak di Kota Lama Semarang ini.
“Pelayanan Paspor Merdeka ini kami adakan selama dua hari sejak Sabtu kemarin dan sampai hari ini masyarakat terlihat sangat antusias dan berjalan dengan lancar, ” ujar Pelaksana Tugas Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jateng Hantor Situmorang saat meninjau langsung jalannya kegiatan.
Hantor menjelaskan antusiasme masyarakat yang tinggi ini diatasi oleh tim Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang dengan membagi pelayanan menjadi 3 shift.
“Ada 30 petugas yang dibagi menjadi tiga shift dengan total pemohon 78 orang di setiap shift dari pukul 08.00 pagi sampai 19.00 malam, ” jelasnya.
Paspor Merdeka adalah program khusus untuk merayakan Hari Lahir Kementerian Hukum dan HAM sekaligus Hari Kemerdekaan RI ke-78. Melalui program ini, ungkap Hantor, pihaknya ingin semakin dekat dengan masyarakat.
“Harapan kita, masyarakat semakin memahami bahwa pelayanan yang diberikan oleh Kementerian Hukum dan HAM semakin hari semakin baik. Seperti melalui kegiatan ini kami dekatkan pelayanan pengurusan dokumen paspor ke lingkungan masyarakat dengan hadir di Kota Lama, ” ujarnya.
Dalam acara Paspor Merdeka ini, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah dan Kantor Imigrasi Kelas Pertama Terminal Penumpang Internasional Semarang hanya akan melayani permohonan paspor baru dan penggantian paspor yang telah habis masa berlakunya. Pelayanan Paspor Merdeka akan dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam kategori Pelayanan Paspor Merdeka yang dilakukan secara bersamaan dan diikuti oleh Kantor Imigrasi di seluruh Indonesia dalam satu hari.
Turut hadir dalam kunjungan Plt Kepala Kantor Wilayah tersebut, Kepala Divisi Administrasi Hajrianor, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia Nur Ichwan, serta Kepala Kantor Imigrasi Kelas Pertama Terminal Penumpang Internasional Semarang Guntur Sahat Hamonangan.